(Pustaka
Fisika). Menurut kami, ada dua hal yang sangat erat kaitannya dengan
gejalapenampakan alam di bumi, yaitu litosfer dan atmosfer.
Penjelasannya dari keduanya sebagai berikut:
Litosfer
Planet bumi mempunyai struktur lapisan
yang terdiri atas kerak, mantel, dan inti. Kerak bumi atau litosfer
merupakan bagian permukaan bumi yang tersusun atas batu-batuan.
Ketebalannya di bawah laut sekitar 3 km, tetapi di benua dapat mencapai
sekitar 35 km. Adapun batu-batuan di inti bumi berbentuk padat, tetapi
dapat bergerak pelan. Di inti bumi, tekanannya jutaan kali lebih besar
daripada tekanan atmosfer. Adapun suhunya diperkirakan sekitar 4.500
derajat celcius. Panas dari inti bumi tersebut berusaha meloloskan diri
keluar bumi. Dalam prosesnya, panas tersebut terhalang oleh
lapisan batu-batuan. Di daerah dekat permukaan bumi (litosfer), panas
itu dapat merapuhkan batuan. Akibatnya, terjadi gerakan lapisan
batu-batuan yang menyebabkan gempa bumi. Gempa itu disebut gempa
tektonik. Contoh gempa tektonik yaitu gempa yang terjadi di Jogjakarta
dan sekitarnya pada bulan Mei 2006. Gempa itu selain memakan korban
lebih dari 5.000 jiwa, juga menghancurkan bangunan-bangunan.
Gambaran Litosfer
(Image from: wikipedia.org)
Menurut penelitian, di bagian mantel bumi
ada saluran yang dapat mengarahkan material panas keluar ke permukaan
bumi. Material panas dari dalam bumi dikenal sebagai magma. Saluran
magma di permukaan bumi berupa gunung berapi. Peristiwa naiknya magma ke
permukaan bumi disebut vulkanisme. Adapun gejala munculnya magma di
atas permukaan bumi disebut erupsi. Banyak orang yang beranggapan erupsi
sebagai awal meletusnya gunung berapi.
Baik erupsi atau letusan gunung berapi
dapat menimbulkan banyak korban. Karena selain bahaya material panas
yang keluar, erupsi atau letusan gunung berapi dapat menghasilan awan
yang sangat panas. Menurut penelitian suhu awan panas itu dapat mencapai
4.000 derajat celcius. Dengan suhu sebesar itu benda-benda dapat
terbakar. Contohnya gejala vulkanisme Gunung Merapi di Jawa Tengah pada
sekitar pertengahan tahun 2006.
Atmosfer
Atmosfer adalah selubung udara yang
menutupi bumi. Atmosfer melindungi penduduk bumi dari benda-benda
angkasa, menjaga suhu permukaan bumi, dan sebagai tempat pengaturan
cuaca. Dengan demikian, atmosfer menjaga kehidupan makhluk hidup di
bumi. Atmosfer bumi mempunyai beberapa lapisan. Batas antarlapisan di
dalam atmosfer tidaklah jelas. Lapisan yang paling dekat ke permukaan
bumi adalah troposfer. Ketebalan troposfer sekitar 15 km. Pada lapisan
inilah terjadinya cuaca dan awan. Pesawat-pesawat terbang melintas pada
lapisan ini. Di atas troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan ini
mempunyai ketebalan atau ketinggian 15 km – 50 km dari permukaan bumi.
Di antara lapisan troposfer dan stratosfer terdapat lapisan pelindung
yang disebut ozon.
Ozon masuk ke lapisan stratosfer.
Ketebalannya sekitar 20 km di lapisan troposfer. Pesawat supersonik dan
awan abu dari letusan gunung berapi dapat mencapai lapisan stratosfer.
Lapisan di atas stratosfer adalah mesosfer. Mesosfer terletak pada
ketinggian 50 km – 80 km dari permukaan bumi. Atom-atom pada mesosfer
mengalami ionisasi, yaitu atom yang kehilangan elektron. Area mesosfer
yang mengalami ionisasi disebut ionosfer. Lapisan ionosfer ini mampu
memantulkan gelombang radio. Lapisan terluar atmosfer yaitu termosfer.
Ketinggian termosfer dari permukaan bumi 80 km hingga mencapai angkasa
luar. Pada termosfer terdapat lapisan eksosfer, di mana molekul-molekul
gas bumi terlepas ke ruang angkasa luar. Di antara lapisan atmosfer bumi
tersebut, yang berhubungan langsung dengan kehidupan di bumi adalah
troposfer. Perubahan suhu dan kelembapan di troposfer sangat berpengaruh
bagi bendabenda di atas permukaan bumi, misalnya dapat mengakibatkan
pelapukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar